PLAYING VICTIM
MAKNA, CIRI PLAYING VICTIM DAN CARA MENGAHADAPINYA
======================================
Playing victim adalah perilaku seseorang yang selalu merasa dirinya adalah korban dan kerap menyalahkan pihak lain atas segala masalah yang terjadi di hidupnya.
Agar tidak terjebak dalam perilaku playing victim yang bisa merugikan banyak pihak, penting untuk mengenali ciri-ciri playing victim dan cara menghadapinya dengan bijak.
Sikap playing victim memang tidak tergolong sebagai gangguan jiwa, tetapi perilaku ini bisa menjadi masalah psikologis yang kurang baik untuk dilestarikan. Sikap ini bisa disebabkan oleh banyak hal, yaitu ;
- Pola pikir yang salah
- Pola asuh yang kurang tepat semasa kecil
- Gangguan kepribadian
- Tekanan mental dan emosional
Selain karena masalah psikologis di atas, playing victim terkadang juga bisa menjadi tanda kesehatan mental seperti gangguan kepribadian narsistik, borderline personality disorder (BPD) dan gangguan stres pasca trauma (PTSD). Bila dibiarkan, perilaku ini bisa menimbulkan perasaan frustasi, putus asa, stres, bahkan depresi.
Tidak hanya berdampak pada diri sendiri, perilaku playing victim juga akan membebani orang-orang di sekitarnya yang percaya bahwa mereka adalah korban dari setiap masalah. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri playing victim dan cara menghadapinya.
Memahami Arti Playing Victim
Dalam menghadapi masalah, orang yang playing victim atau memiliki victim mentality selalu menganggap dirinya adalah korban dan memanipulasi orang lain untuk mempercayainya agar dia mendapat perhatian atau simpati. Ia juga dengan sengaja menyalahkan orang lain atas suatu kesalahan yang ia perbuat.
Sikap playing victim dalam berhubungan dengan orang lain, baik hubungan asmara, keluarga, pertemanan maupun lingkungan sekitar, bisa mengarah ke hubungan toxic/toksik. Karena ia selalu merasa menjadi korban, orang yang suka playing victim bisa membuat orang lain merasa bersalah. Hal ini bisa menimbulkan banyak kesalahpahaman dan memicu stres bagi pihak yang terlibat.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang bersikap playing victim, misalnya untuk melindungi dirinya sendiri, agar tidak disalahkan oleh orang lain, dan tidak mau bertanggung jawab atas kesalahannya.
Orang yang playing victim memiliki 3 mindset utama yang tertanam di benaknya, yaitu hal-hal buruk telah terjadi dan akan terus terjadi, orang lain atau keadaan harus disalahkan atas masalah yang dihadapinya, dan tidak ada gunanya memperbaiki situasi atau kondisi dalam kehidupan karena tidak akan ada yang berubah.
Ciri-Ciri Playing Victim
Ada beberapa ciri-ciri playing victim yang perlu dikenali. Dengan begitu, Anda bisa menilai orang lain bila memiliki sikap playing victim dan segera mengambil langkah-langkah atau tindakan untuk menghadapinya.
Berikut ini adalah ciri-ciri playing victim:
1. Selalu menyalahkan pihak lain
Ciri-ciri utama playing victim adalah sering menyalahkan pihak lain ketika terjadi suatu kesalahan atau masalah dalam hidupnya, baik di lingkungan pekerjaan, rumah, atau pun masyarakat. Orang yang playing victim memiliki kesenangan tersendiri saat orang lain merasa bersalah atas kesalahan yang diperbuatnya.
Pada kasus yang ekstrim, orang yang memiliki kebiasaan ini juga mungkin tak segan untuk melakukan gaslighting (Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang di buat oleh seseorang agar korban meragukan danmenyalahkan dirinya sendiri. Perilaku gaslighting perlu dilawan karena bisa berdampak serius pada kondisi kesehatan fisik dan mental korbannya).
2. Menghindari tanggung jawab
Orang yang playing victim juga sering menolak untuk bertanggung jawab atas kesalahannya dan selalu membuat alasan seolah dirinya tidak terlibat. Untuk membela dirinya, ia tak hanya melimpahkan kesalahan pada orang lain tetapi juga suka bersikap bahwa dirinya seolah-olah yang justru menjadi korbannya agar orang lain percaya dengannya.
Bila ada orang lain yang ingin membantunya, ia biasanya menolak tawaran tersebut dan memang tidak ingin memperbaiki masalah yang dihadapinya. Orang yang playing victim hanya butuh orang lain berada dipihaknya dan mengasihani dirinya.
3. Selalu merasa dirinya tidak berdaya
Banyak orang yang playing victim menunjukkan bahwa dirinya lemah dan tidak berdaya untuk menyelesaikan masalah atau memperbaiki suatu kesalahan yang terjadi. Padahal bukannya tidak mampu, ia sebenarnya memang tidak mau melakukannya.
Orang-orang yang sering playing victim suka menempatkan diri sebagai korban dan secara sadar memilih untuk menyalahkan orang lain. Mereka juga kerap merasa enggan untuk berubah karena merasa perilaku ini akan memberi lebih banyak keuntungan dalam hidupnya.
4. Sering membicarakan hal-hal negatif tentang dirinya sendiri
Playing victim juga ditandai dengan orang yang selalu berbicara negatif tentang dirinya sendiri dengan harapan orang lain akan merasa kasihan padanya.
Seiring berjalannya waktu, mindset negatif tersebut bisa menyulitkan dirinya sendiri untuk keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Boleh dibilang, ia secara sadar memanipulasi dirinya sendiri agar tidak melakukan upaya apa pun untuk memperbaiki situasi yang buruk.
5. Kurang percaya diri
Orang yang hanya melihat dirinya sebagai korban juga mungkin sebenarnya tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sebagai contoh, di dalam pikirannya fia merasa bahwa dirinya tidak cukup pintar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau tidak cukup berbakat untuk sukses.
Pikiran ini bisa jadi muncul karena ia pernah berusaha mencapai apa yang diinginkannya tetapi gagal dan melihat dirinya sebagai korban. Perspektif negatif inilah yang bisa membuatnya sulit untuk mencapai tujuan baru. Di sisi lain, dia juga mungkin tidak senang melihat orang lain memiliki pencapaian dan sukses.
Cara Menghadapi Orang yang Playing Victim
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin sulit untuk menghadapi orang yang memiliki sikap playing victim. Meski menjengkelkan, ingatlah bahwa orang yang perilakunya toxic/toksik ini mungkin pernah menghadapi peristiwa yang sulit dan menyakitkan dalam hidupnya, sehingga ia mengembangkan sikap playing victim.
Agar tidak salah langkah dan justru memperburuk keadaan, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa di lakukan untuk menghadapi orang yang playing victim secara bijak:
- Jangan terlalu cepat memberikan validasi korban ke orang lain yang sedang menceritakan bahwa dirinya lah yang tersakiti.
- Tetap tunjukan sikap empati.
- Biarkan orang tersebut berbicara dan berbagi perasaan.
- Jangan biarkan diri Anda terjebak dalam cerita dari sudut pandang orang yang playing victim. Tetaplah objektif dan cari fakta sendiri dari beberapa orang yang terlibat dalam ceritanya tersebut.
- Jangan meminta maaf bila Anda merasa bukan Anda yang harus disalahkan.
- Sebaiknya, hindari menyerang orang yang playing victim dan tetaplah bersikap tenang.
- Bila dirasa sikapnya telah mengganggu dan berlebihan, ajaklah untuk berbicara dengan psikolog untuk menemukan solusi yang tepat.
- Bila dirasa dengan melakukan cara diatas masih tidak ada hasil, lebih baik menghindar dan bersikap cuwek.
Playing victim bukanlah sikap yang dimiliki sejak lahir. Sikap ini bisa muncul sebagai akibat dari trauma masa lalu atau mindset yang salah. Jadi, sikap playing victim masih bisa diubah dan diperbaiki perlahan-lahan oleh dirinya sendiri atau melalui terapi psikologis.
Oleh karena itu, jangan ragu menyarankan orang terdekat atau mungkin Anda sendiri untuk berkonsultasi ke psikolog, terutama bila pernah mengalami kejadian yang traumatis dan tidak menemukan cara untuk mengatasi tekanan batin. Nantinya, psikolog bisa membantu menemukan penyebab dari munculnya sikap playing victim dan memberikan terapi yang tepat untuk mengatasinya.
Semoga bermanfaat kawan
Comments